BANGKA — Pemerintah Kota (Pemkot) Pangkalpinang melalui Dinas Pangan dan Pertanian terus memastikan keamanan serta kualitas bahan pangan yang digunakan Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) penyedia Makanan Bergizi Gratis (MBG).
Setiap SPPG wajib menjalani pemeriksaan ketat sebelum mulai beroperasi.
Kepala Bidang Ketahanan Pangan Dinas Pangan dan Pertanian Kota Pangkalpinang, Yiyi Zilaida, menegaskan bahwa timnya selalu melakukan pengecekan sehari sebelum peluncuran SPPG.
Mereka memeriksa seluruh rantai distribusi hingga penyimpanan bahan pangan segar.
“Sehari sebelum SPPG launching, kami pasti turun mengecek jalur penyaluran sampai ke penyimpanan bahan pangan segar. Rantai dinginnya juga kami perhatikan agar tetap berjalan baik,” ujar Yiyi kepada Bangkapos.com, Selasa (30/9/2025).
baca juga: PT Timah Ajak Warga Sungailiat Gotong Royong di Taman Sari
Selain pengawasan menjelang operasional, dinas juga melakukan pembinaan di tingkat distributor dan pemasok. Menurut Yiyi, langkah ini bertujuan memastikan kualitas produk yang dipasarkan kepada masyarakat tetap terjamin.
“Untuk SPPG, pemeriksaan terjadwal setiap tiga bulan. Namun, kami lebih sering mendatangi supplier atau distributor sekaligus mengecek produk yang beredar di pasar,” jelasnya.
Sebagian besar bahan pangan yang dipasok ke SPPG bersumber dari Pasar Ratu Tunggal, Pasar Pagi, hingga pasar modern di Pangkalpinang. Untuk bumbu tertentu, dinas mendorong penggunaan produk lokal.
“Untuk lada bubuk, kami sudah menyarankan agar menggunakan produk olahan lokal binaan kami yang berlabel hijau,” tambah Yiyi.
baca juga: Pemkab Bangka Selatan Genjot Produksi Padi
Namun, komoditas seperti bawang merah, bawang putih, bawang bombay, dan wortel masih bergantung pada pasokan luar daerah karena produksi lokal belum mencukupi.
“Kalau cabai jarang dipakai di SPPG. Tapi bawang dan sayuran seperti wortel memang belum ditanam petani di Pangkalpinang, jadi kita masih mengandalkan pasokan dari luar,” ungkapnya.
Dengan sistem pengawasan ini, Pemkot Pangkalpinang ingin memastikan distribusi MBG ke sekolah-sekolah tidak hanya menambah gizi siswa, tetapi juga menghadirkan pangan yang aman, layak konsumsi, sekaligus mendukung produk lokal.