BELITUNG – Gubernur Kepulauan Bangka Belitung Hidayat Arsani meninjau langsung kondisi jembatan yang putus di Air Ruak, Desa Simpang Tiga, Kecamatan Simpang Renggiang, Kabupaten Belitung Timur, Selasa (23/9/2025). Jembatan tersebut runtuh setelah diterjang derasnya arus sungai akibat hujan lebat yang mengguyur pada Rabu (17/9/2025).
Dalam kunjungannya, Hidayat Arsani didampingi oleh Bupati Belitung Timur Kamarudin Muten, Kepala BPJN Bangka Belitung Susan Novelia, serta sejumlah pimpinan organisasi perangkat daerah (OPD). Kehadiran para pejabat ini menunjukkan keseriusan pemerintah dalam menangani infrastruktur vital yang rusak.
Peran Strategis Jembatan Air Ruak
Gubernur menegaskan, jembatan Air Ruak memegang peranan penting sebagai jalur utama penghubung Tanjungpandan di Kabupaten Belitung dengan wilayah Kabupaten Belitung Timur. Infrastruktur ini tidak hanya mendukung mobilitas warga, tetapi juga menopang distribusi logistik, perdagangan, serta aktivitas ekonomi di dua kabupaten.
Baca Juga : Pemkab Bangka Kembangkan Desa Program Dosen Pulkam
“Jembatan ini sangat penting untuk keberlangsungan aktivitas masyarakat dan perekonomian. Karena itu saya sudah meminta langsung kepada Pak Menteri agar segera direalisasikan penanganannya. Tolong Bangka Belitung, khususnya di Kabupaten Belitung Timur, jangan sampai terhambat aksesnya,” kata Hidayat Arsani kepada Posbelitung.co.
Solusi Darurat: Jembatan Bailey dan Ramp Door
Menindaklanjuti arahan pemerintah pusat, Kementerian PUPR bersama BPJN Babel segera menyiapkan langkah darurat. Solusi tersebut berupa pembangunan jembatan bailey sepanjang 30 meter serta pemasangan ramp door 12 meter agar arus transportasi kembali terbuka.
“Kami bersama Bupati dan Kepala BPJN Babel meminta agar penanganan darurat ini bisa segera direalisasikan supaya akses kembali terbuka,” ujar Hidayat. Ia menambahkan, langkah darurat ini penting agar aktivitas masyarakat tidak lumpuh terlalu lama dan roda perekonomian tetap berputar.
Baca Juga : SPPG Babel jadikan udang menu Makan Bergizi Gratis
Rencana Jangka Panjang: Jembatan Permanen 2026
Meski langkah darurat segera dilakukan, Gubernur menegaskan bahwa solusi tersebut hanya bersifat sementara. Untuk jangka panjang, pemerintah daerah telah mengusulkan pembangunan jembatan permanen. Usulan ini sudah diterima Kementerian PUPR dan masuk dalam rencana pembangunan infrastruktur tahun 2026.
“Permanennya sudah kami ajukan ke Kementerian PUPR, Insyaallah tahun 2026 pembangunan jembatan permanen akan mulai dilaksanakan,” jelasnya. Menurut Hidayat, kehadiran jembatan permanen sangat penting demi menjamin konektivitas wilayah dan keberlanjutan pembangunan di Belitung Timur.
Komitmen Pemerintah untuk Masyarakat
Gubernur menegaskan bahwa pemerintah tidak tinggal diam menghadapi kondisi darurat ini. Upaya maksimal terus dilakukan, baik melalui pembangunan jembatan darurat maupun percepatan rencana jembatan permanen. Dengan begitu, akses masyarakat tidak terputus dan aktivitas sehari-hari tetap berjalan.
“Pemerintah akan terus berupaya maksimal, baik melalui langkah darurat maupun pembangunan permanen, demi memastikan akses dan kelancaran aktivitas masyarakat Belitung Timur tetap terjaga,” pungkas Hidayat Arsani.