HAKLI Bangka Belitung Dorong Penerapan Sertifikasi Laik Higienis Sanitasi di Dapur SPPG
BANGKA BELITUNG – Himpunan Ahli Kesehatan Lingkungan (HAKLI) Provinsi Kepulauan Bangka Belitung menegaskan pentingnya Sertifikasi Laik Higienis Sanitasi (SLHS) di dapur Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG). Langkah ini dinilai sangat penting untuk menjaga kualitas dan keamanan pangan dalam program Makan Bergizi Gratis (MBG) bagi pelajar.
Ketua HAKLI Bangka Belitung, Boy Yandra, menjelaskan bahwa SLHS menjadi fondasi utama untuk memastikan setiap makanan yang disajikan aman dan memenuhi standar higienitas. Hal ini ia sampaikan saat pelatihan sertifikasi penjamahan makanan yang digelar oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Bangka di Sungailiat, Kamis (16/10/2025).
baca juga : Polres Belitung Amankan 2 Pelaku Dan Sabu 11,65 Gram
Menurutnya, penerapan SLHS bukan hanya formalitas administratif. Sertifikasi tersebut berfungsi sebagai alat penting yang berdampak langsung terhadap kesehatan masyarakat dan penerima manfaat program MBG.
Pentingnya SLHS untuk Menjamin Keamanan Pangan MBG
Boy Yandra menegaskan bahwa Sertifikasi Laik Higienis Sanitasi berperan besar dalam menjaga keamanan pangan program Makan Bergizi Gratis (MBG). Standar ini memastikan seluruh proses pengolahan makanan, mulai dari bahan baku, penyimpanan, hingga penyajian, mengikuti prinsip kebersihan yang ketat.
“Semua relawan dapur SPPG wajib memahami pentingnya SLHS agar makanan bergizi yang diberikan kepada pelajar benar-benar aman dan sehat,” ujarnya.
Selain menjamin keamanan pangan, penerapan SLHS juga membangun kepercayaan publik terhadap program MBG. Kualitas makanan yang higienis dan bergizi menjadi kunci untuk mendukung tumbuh kembang anak-anak sekolah di Bangka Belitung.
Implementasi SLHS di Dapur SPPG Bangka dan Tantangannya
Sejumlah dapur SPPG di Bangka Belitung telah menerapkan Sertifikasi Laik Higienis Sanitasi. Salah satunya dapur SPPG di Kecamatan Pemali, yang melibatkan 47 relawan penjamah makanan. Para relawan ini setiap hari menyiapkan menu bergizi untuk didistribusikan ke sekolah-sekolah penerima program MBG.
Boy Yandra menyebutkan bahwa setiap tahap kegiatan dapur SPPG, mulai dari pengadaan bahan hingga distribusi, harus memenuhi standar SLHS. “Perhatian ekstra penting untuk mencegah munculnya penyakit atau keracunan akibat makanan yang tidak higienis,” tegasnya.
Oleh karena itu, seluruh dapur SPPG diwajibkan menjalankan standar operasional prosedur (SOP) sesuai pedoman SLHS yang ditetapkan oleh Dinas Kesehatan.
SLHS dan Dampaknya terhadap Penurunan Stunting
Penerapan SLHS memiliki dampak lebih luas daripada sekadar menjaga kebersihan dapur. Dengan makanan yang aman dan bergizi, pelajar dapat menyerap nutrisi dengan optimal. Kondisi ini berkontribusi langsung pada penurunan angka stunting di Bangka Belitung.
Boy Yandra optimistis bahwa penerapan sertifikasi higienis ini, ditambah dengan pemenuhan gizi seimbang, akan membantu pemerintah menurunkan prevalensi stunting. “Saya yakin program Makan Bergizi Gratis yang higienis dan bergizi mampu menurunkan angka stunting di Bangka Belitung,” ujarnya.
baca juga : Karateka Beltim Raih Prestasi Gemilang di Jepara Open Inkai
Ia menambahkan, kolaborasi antara HAKLI, Dinas Kesehatan, dan relawan SPPG menjadi bukti nyata komitmen pemerintah dalam menciptakan lingkungan pangan yang aman dan sehat bagi pelajar.
Dengan standar Sertifikasi Laik Higienis Sanitasi (SLHS) yang dijalankan dengan konsisten, Bangka Belitung berpeluang menjadi contoh daerah dengan penerapan keamanan pangan terbaik di Indonesia.






